Sabtu, 21 April 2012

Paragraf Deduksi dan Induksi

Pengertian Paragraf dan Pokok Pikiran Paragraf
Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat atau kumpulan kalimat yang saling berkaitan untuk membentuk satu ide atau gagasan pokok. Pokok pikiran atau gagasan utama paragraf adalah hal pokok yang diungkapkan dalam suatu paragraf, menjadi inti keseluruhan isi paragraf. Gagasan ini terdapat pada kalimat utama yang biasanya terdapat di awal kalimat, akhir kalimat, serta di awal dan akhir kalimat.

Macam-macam Paragraf
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
  • Paragraf Deduktif: Merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berada di awal kalimat. 
Contoh: Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. Teh juga menguatkan tulang dan mencegah pertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, teh juga dapat melawan penyakit jantung. 
  • Paragraf Induktif: Merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berada di akhir kalimat.
Contoh: Tindakan juara dunia tinju kelas beral sejati, Mike Tyson dari AS dengan rekan senegaranya, Evander HolyJied, 28 Juli di Las Vegas AS mengundang kebencian. Di Inggris perbuatan Tyson tersebut bahkan dipakai tameng untuk mencabut eksistensi olahraga yang menggunakan sarung tinju itu. Kini di Amerika, kekhawatiran akan keselamatan petinju kelihatan mulai goyah.
Menentukan Kesimpulan dari Paragraf Deduktif dan Induktif
  • Deduksi
Deduksi adalah proses bernalar yang bertolak dari sebuah simpulan (umum) yang didapatkan dari hal-hal yang bersifat khusus atau individu. Penalaran deduksi ada dua macam, yaitu:
  1. Silogisme
    Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).
     PU : A   =  B
     PK : C   =  A
        S :  C  =  B
Contoh:

Semua pemilik mobil wajib membayar pajak. Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
Maka kesimpulannya: Pak Budiman wajib membayar pajak

PU : Semua pemilik mobil wajib membayar pajak
                    A                =          B
PK : Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
                C        =          A
S    : Pak Budiman wajib membayar pajak
               C        =            B 
     2.  Entimem
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan). Namun, dalam penarikan kesimpulan dalam entimem diberikan alasan sebagai penyebabnya.
 PU :   A   =    B
 PK :   C   =    A
    S :   C   =    B  karena  C  =   A  
Contoh:

PU : Semua warga yang sudah berumur 17 tahun wajib memiliki KTP
                               A                             =             B
PK : Monica  sudah berumur 17 tahun
            C     =              A
S    : Monica wajib memiliki KTP, karena Monica sudah berumur 17 tahun
           C      =        B                                   C    =         A

  • Induksi
    Induksi adalah penalaran yang menuntun pembaca pada suatu kesimpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum. Penalaran induksi ada tiga macam yaitu:
  1. Generalisasi
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara umum.
Contoh:
Tembaga bila dipanaskan akan memuai
Perak bila dipanaskan akan memuai
Timah bila dipanaskan akan memuai
Emas bila dipanaskan akan memuai
Besi bila dipanaskan akan memuai
Alumunium bila dipanaskan akan memuai
Dari peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.
     2.  Analogi
Penalaran jenis ini dimulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan. Dalam penalaran ini banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa pada segi-segi yang lain pun tentu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Perawatan tanaman dilakukan dengan seksama, yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi rumput yang mengganggunya. Dengan begitu, tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah pun dapat dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia. Sejak bayi, sang ibu memperhatikan gizi, memberi kasih sayang, dan pendidikan yang layak, serta menghindarinya dari hal-hal yang negatif. Kelak si anak menjadi  orang yang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang. Jadi, merawat dan membesarkan anak hingga menjadi orang yang berguna sama seperti merawat tanaman untuk memperoleh kualitas yang baik.
  • Hubungan Kausalitas
    Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa sehingga sampai pada suatu simpulan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut merupakan sebab suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa tersebut merupakan akibat suatu keadaan. Terdapat tiga macam hubungan kausalitas, yaitu:
      1. Hubungan Sebab-Akibat
Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab sehingga sampai pada suatu simpulan yang menjadi akibat
Contoh: 
Tadi siang aku makan di kantin sekolah bersama dengan teman-temanku. Aku memesan menu padang. Sambal menu padang itu sangat menggiurkan dan menggugah seleraku. Aku makan begitu lahap sehingga aku kenyang.
     2.  Hubungan Akibat-Sebab
Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat. Kemudian dicari apa penyebabnya.
Contoh:
Supri adalah siswa yang mendapat nilai ujian matematika tertinggi. Tidak heran bila ia mendapatkan nilai tertinggi. Semalaman Supri belajar matematika. Ia bertekad untuk mendapatkan nilai yang bagus agar tidak perlu melakukan remedial.
     3.   Hubungan Sebab Akibat 1 Akibat 2
Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan beberapa akibat yang lain.
Contoh:
Siswa A berasal dari keluarga yang kurang mampu,tetapi bercita-cita menjadi sarjana teknik. Sejak masuk SMA, ia kerja keras. Dalam pikirannya hanya ada satu target harus menyisihkan semua kawan-kawan sekelasnya dalam semua mata pelajaran. Akibatnya, selama kelas satu, dua, dan tiga ia selalu memperoleh peringkat pertama. Hal itu karena kerja keras dan tekad yang kuat untuk menyandang sarjana teknik. Akibatnya, ia lulus seleksi PMDK dan ia diterima sebagai mahasiswa ITB, Jurusan Elektro.
 

 

Petunjuk Memilih Permainan Anak

Bila diperhatikan hampir semua anak kecil tidak jauh dari yang namanya mainan. Namun bukan berarti semua orangtua menganggap semua mainan sama saja, hanya sebagai hiburan belaka untuk anaknya. Dan memberikan mainan begitu saja tanpa mempertimbangkan apa dampak bila anak Anda memainkannya. Jangan buru-buru memberikan mainan kepada buah hati Anda. Salah memilih jenis mainan, berarti akan merugikan anak Anda. 

Hal-hal berikut ini dapat menjadi panduan dalam memberikan mainan kepada anak Anda:
  1. Pastikan Anda memberikan mainan yang dapat membangkitkan kreativitas dan imajinasi anak Anda. Misalnya: lilin mainan, tanah liat, kardus bekas, sisa-sisa kain, bermain peran, bermain boneka dan sebagainya yang dapat mengembangkan daya kreativitas dan daya imajinasi anak.
  2. Sediakan lingkungan tahan anak. Lingkungan tahan anak adalah sebuah lingkungan yang dibentuk sedemikian rupa sehingga tempat tersebut dapat digunakan sebagai arena bermain anak dengan aman dan menyenangakan tanpa khawatir akan keselamatan anak dan mengganggu barang-barang yang ada di sekitar arena permainan anak. Dengan menyediakan lingkungan tahan anak ini akan memnuat anak Anda puas, senang, tidak tertekan, tidak takut, atau tidak ragu-ragu dalam melakukan permainan karena lingkungan tahan anak ini akan meminimalkan orangtua untuk berkata "jangan" kepada anak yang mempunyai dampak berarti bagi tumbuhnya kreativitas anak.
  3. Usahakan memenuhi lima aspek perkembangan anak, yaitu fisik, kognitif atau kecerdasan, afektif atau emosional yang berupa sikap berbagi kasih sayang, sosial, serta religi dalam memilih permainan anak. Untuk aspek fisik dapat berkembang maksimal dengan asupan makanan bergizi, maka untuk aspek lainnya dapat berkembang melalui kegiatan bermain. Ada satu hal yang harus diperhatikan orangtua, tidak setiap keinginan anak harus segera dipenuhi. Harus ada saat-saat tertentu anak merasa kecewa. Ini salah satu cara untuk melatih emosi anak agar anak menjadi cerdas secara emosional. Orangtua harus berani dan sampai hati untuk tidak memenuhi keinginan anaknya yang tidak akan membawa keberhasilan diri anak.